Dark Room

“How am I supposed to be alright?”

Semua terasa gelap, gelap sekali hingga aku pun kesulitan untuk menentukan arah. Aku kehilangan tujuan, meraba setiap sisi yang bisa ku capai, mencoba untuk menggapai apa saja yang bisa menuntunku berjalan ke depan. Tertatih..

... dan akhirnya aku pun terjatuh, mencoba berjalan namun aku..

... masih tetap terduduk di tempat yang sama. Tak ada setitik cahaya pun yang bisa ku andalkan untuk berdiri. Kaki ini gemetar, seolah bumi ini berguncang dan tak membiarkanku berdiri kembali.

“Losing one you love the most

But if I had a chance

I’d try again, I’d try some more

I feel it in my chest

I feel it in my bones

I know I’m used to pain

It’s just never hurt like this before”

Mataku benar-benar kosong, khawatir dan takut..

TAKUT.. jika sesuatu akan menyakiti lagi disaat aku bahkan tak berdaya untuk melawan semuanya.

Tak bisa menangis, karena rasanya air mata pun sudah habis. Aku pun mencoba memanggil Tuhan, apakah ia mendengar jeritan ini? Aku pun tak tahu.

Yang ku lakukan hanya duduk dan memandang kosong, tak ada yang bisa ku pandang sebenarnya!

“So losing you it’s hurt inside”